Kamis, 29 Maret 2012

pendekatan CTL

Pendekatan CTL
a.    Pengertian
Kata kontekstual (contextual)berasal dari kata context yang berati “hubungan”. Secara umum contextual mengandung arti: yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks; yang membawa maksud, makna,dan kepentingan.
Nurhadi (2002:5)menyatakan bahwa:
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan dan penilaian sebenarnya.


Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan
Pembelajaran Seni Musik dengan Pendekatan CTL

No
Aspek
Indikator
Kualifikasi
SB
B
C
K
KS
4
3
2
1
0
1
Kontruktivisme
(contructivism)
1.        Siswa dapat menyanyikan lagu
2.        Siswa dengan bimbingan guru mengaitkan pengalaman bernyanyi siswa di rumah dengan bernyanyi di sekolah
3.        Siswa membangun pengetahuannya dengan membandingkan pengalaman bernyanyi di rumah dan di sekolah
4.        Siswa dengan bimbingan guru dapat menyanyikan lagu dengan menggunakan notasi dan tempo yang tepat
ü   

ü   



2
Menemukan
(inquiry)
1.        Siswa dengan bimbingan guru menemukan cara menyuarakan solmisasi dengan tepat
2.        Siswa dengan bimbingan guru dapat membaca notasi sesuai dengan ketinggian nada dan tempo lagu
3.        Siswa dapat menyanyikan teks lagu dengan vocal yang jelas
4.        Siswa dapat memahami isi/pesan yang terdapat pada lagu




ü   
ü   



3
Bertany
(questioning)
1.        Terdapat suasana bertanya siswa-siswi
2.        Terdapat suasana bertanya guru dengan siswa
3.        Terdapat suasana bertanya siswa-guru
4.        Terdapat suasana bertanya siswa dengan model
ü   




4
Masyarakat belajar (learning community)
1.         Terbentuk kelompok belajar
2.         Terjadinya sling berbagi (sharing) antar kelompok
3.         Tercipta komunikasi dua arah
4.         Terciptanya saling toleransi siswa dalam menyanyikan lagu

ü   



5
Pemodelan (modeling)
1.         Terdapat pemodelan
2.         Siswa dan guru menjadi model untuk menyanyikan lagu
3.         Siswa memodelkan dengan sepotong-sepotong sesuai dengan potongan frase lagu
4.         Siswa bertanya jawab dengan model

ü   



6
Refleksi
(reflection)
1.         Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran
2.         Terdapat hasil karya siswa
3.         Siswa dan guru menyimpulkan penampilan bernyanyi siswa
4.         Siswa dengan bimbingan guru merefleksikan makna yang terdapat pada lagu

ü   




7
Penilaian yang sebenarnya (authentic Essesment)
1.         Guru melakukan penilaian selama proses pembelajaran
2.         Guru melakukan pengamatan tentang penampilan siswa
3.         Guru melakukan penilaian secara berkesenambungan
4.         Guru melakukan penilaian sebagai feed back

ü   



Keterangan:
-          4: Jika keempat indicator pada setiap aspek pembelajaran terlaksana
-          3: Jika ketiga indicator pada setiap aspek pembelajaran terlaksana
-          2: Jika kedua indicator pada setiap aspek pembelajaran terlaksana
-          1: Jika kesatu indicator pada setiap aspek pembelajaran terlaksana
-          0: Jika ketidak satupun indicator pada setiap aspek pembelajaran terlaksana

Presentase perolehan skor= Jumlah skor yang diperoleh  x 100%
                                             Jumlah skor maksimal
                                         = 83   x 100 % = 92,96%
                                            112
Taraf keberhasilan (%)
Kualifikasi
81-100
Baik Sekali
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
0-20
Kurang Sekali






Rabu, 28 Maret 2012

Muatan lokal tentang sulaman


TUGAS

MUATAN LOKAL

 

             



OLEH :

NAMA  :               FEBRIANI AMRI
NIM       :               56688 / 2010
SEKSI     :               AT 17


JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak kerajinan / keterampilan tradisional salah satunya bordir dan sulaman di daerah sumatra barat. Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logammutiaramanik-manikbulu burung, dan payet. Di antara jenis tusukan yang umum dikenal dalam menyulam adalah tusuk rantaitusuk jelujurtusuk kelim, dan tusuk silang. Selain dijahit dengan tangan, sulaman dibuat dengan mesin jahit dan mesin jahit bordir komputer.
Kain dan benang yang dipakai untuk seni bordir berbeda-beda menurut tempat dan negara. Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau bedang dari wollinen, dan sutra sudah dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra, sulaman modern menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.
Sulam pita adalah sulaman yang menggunakan pita berbagai ukuran dan bahan untuk membuat motif-motif bunga. Pita memberi efek tiga dimensi karena ukuran pita lebih besar dari benang. Hasil sulaman pita juga lebih dekoratif karena bahan pita yang lebih beragam.
Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul “ Salah satu keterampilan tradisional di daerah Sumatra Barat “
B. Batasan Masalah
Adapun batasan Masalah dalam karya tulis ini adalah:
1. Pengertian Bordir dan Sulaman
2. Jenis – jenis Bordiran dan Sulaman
3. Jenis- jenis Benang Bordiran dan Sulaman
4. Jenis tusuk Tapesty
C. Tujuan Yang Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah
1.Sebagai salah satu tugas kelompok
2.Untuk mengetahui berbagai macam-macam bordiran dan sulaman
3.Untuk menambah wawasan tentang keterampilan tradisional
D.Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam Karya tulis ini. 














BAB II
BORDIR DAN SULAMAN

1.      Pengertian Bordir dan sulaman
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logammutiaramanik-manikbulu burung, dan payet
Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
§  Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
§  Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya
§  Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar.

2. Jenis bordiran dan sulaman
http://bits.wikimedia.org/skins-1.19/common/images/magnify-clip.pnghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b8/Cross_stitch_embroidery.jpg/220px-Cross_stitch_embroidery.jpg
Sulam bebas atau sulam benang
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan Jepang.
Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistiksulam Assisineedlepoint, dan blackwork.
1. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam tusuk hias dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan dengan bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk bunga, pemandangan atau geometris.
Biasanya sulaman fantasi ini dikerjakan pada kain polos misalnya : kain tetoron, poplin, berkolin, mori, harmonis dan kontras, sehingga sulaman atau hiasan terlihat lebih menonjol, menarik dan rapih


2. Sulaman Perancis
Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motif-motif diisi dengan tusuk rantai sebagai pengisi atau penebal. Tepi motif dijelujur halus dua kali penyelesaian motif dengan tusuk pipih. Untuk membuat garis yang merupakan tangkai daun digunakan tusuk jelujur yang diselesaikan dengan tusuk balut. Sulaman ini banyak dipergunakan untuk monogram ataupun simbol-simbol, selain itu juga dapat diterapkan pada blus, kemeja maupun pakaian anak-anak.
3. Merubah Corak
Menyulam dengan merubah corak dikerjakan pada kain yang bercorak seperti bergaris, berkotak, berbintik. Tusuk-tusuk yang dapat digunakan adalah tusuk jelujur, tusuk silang, tusuk rantai terbuka, tusuk biku dan lain-lain. Pada jarak tertentu sesuai desain, kotak, garis atau bulatan diubah atau ditambah dengan jahitan sehingga terdapat variasi dan hiasan pada kain tersebut. Gunakan warna benang yang sama dengan warna corak kain. Mengubah corak dapat diterapkan pada gaun, blus, rok, bantal kursi, taplak dan lain-lain.
4. Smock
Teknik menghias yang disebut dengan smock dikenal pada sulaman diatas kain yang dikerut rata. Sulaman tersebut dapat dikerjakan pada kain yang dapat dibagi, yaitu kain bersalur, bergaris, berkotak atau berbintik. Bila smock itu dikerjakan pada kain polos, maka pada kain tersebut harus diberi tanda-tnda titik atau garis. Pekerjaan smock sifatnya elastis, kecuali pada bagian tertentu yang dikehendaki tidak elastis. Benda yang dapat di smock yaitu gaun, blus, rok, bebe anak, bantal hias dan lain-lain.
5. Terawang (openhadiwerk)
Dengan menarik satu helai benang atau lebih dari tenunan, maka akan terdapat benang lepas. Bila yang dicabut benang lungsin maka akan terdapat sejajaran benang pakan yang lepas. Bila dicabut baik lungsin maupun pakan, maka akan terdapat lubang pada titik persilangan benang yang dicabut. Benang lepas tersebut diikat dengan tusuk terawang sehingga terdapat hiasan terawang.
6. Sulaman dengan menggunakan Tusuk Silang
Tusuk silang (Kruissteek) Teknik tusuk silang dikenal pada sulaman dengan cara mengisi kotak tenunan dengan tusuk silang. Sulaman tusuk silang harus dikerjakan pada kain yang jelas tenunannya, dimana tenunan itu membentuk kotak-kotak kecil seperti pada kain strimin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRPTYwaPf2DxERTS9QChf9C-dZUSIPB6MqFrZ2LgQsMMxjhSCVESbiOB0gK_dnp5nqGJrWR-Fx2Pslx6bSd2NXy8D2iaOfASyqqWnWY2B-vjz9PHrWSWvJ9-ngjDUpGai7S4hNfMEfHYWv/s1600/kain.jpg
Sulaman Holbien
Holbein dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk jelujur/lurus membentuk segi-segi dan biku-biku. Bentuk tersebut diperoleh dengan dua kali jalan. Teknik ini dikerjakan pada kain yang dapat dihitung benangnya. Pada bagian baik dan buruk garis motif sama.
Sulaman Asisi
Sulaman Asisi merupakan antara tusuk silang dengan tusuk holbein. Ciri khas dari sulaman asisi ini adalah pada batas motif dikerjakan dengan tusuk holbein. Dengan demikian pada sulaman asisi menggunakan dua tusuk hias yaitu tusuk silang dengan tusuk holbein. Warna benang yang digunakan hanya dua warna yang merupakan kombinasi warna tua dan muda dari satu warna. Warna muda untuk tusuk silangnya dan warna tua untuk tusuk holbeinnya atau kebalikannya. Bahkan kadang-kadang digunakan warna kontras antara tusuk silang dengan tusuk holbeinnya. Pada asisi ini motif hiasnya dikosongkan dan tepinya dikerjakan dengan tusuk holbein. Diluar holbein tersebut (diluar motif) dikerjakan dengan tusuk silang sampai batas tertentu. Motif hiasan asisi pada umumnya sama dengan motif untuk hiasan kruisteek.
7. Sulaman Inkrustasi
Menghias kain dengan cara inkrustasi adalah melekatkan bahan pada bahan yang lain, pada tempat lekapan itu bahan dasar dihilangkan. Bila pada aplikasi bahan pelekap diletakan diatas, maka pada inkrustasi bahan pelekap diletakan dibawah.
8. Melekatkan Benang
Melekatkan benang adalah teknik menghias kain yang menggunakan benang tebal untuk membuat hiasan berbentuk garis yang bersambung. Untuk menjahitkan benang tebal digunakan tusuk balut.
3.  Jenis-jenis Benang untuk Bordir dan Sulaman

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxioNHiLqezvNMuCr0dk0sanCVL7bWBEt1gHsRHGhZWUfUf4X34iyzlsw_RCji3WTB1bhdU1yGkJBJ8-O0fupRUiH9qrwuSColhcKIWMDb6KOueanqFepvTySA1gT1eyseEfTYOS_oMYno/s1600/jbubu.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZn-akTh6u7C7GN6NnaNtNJegmocQSiGEii1B05dmeEEE1pEesYZL2Dt9EFQJhOdX6SN70T2Yujbm6LYtC3disJxrIEtXgfxt_pYtxmL9HjwDy_5iMZ8y1LWOVdvcDoR5wwZnBSOipIiN9/s1600/hgh.jpg        
benang sulam yang dapat digunakan untuk membuat sulaman tapestry tersedia dalam berbagai macam dan warna. pemilihan jenis dan warna benang disesuaikan dengan jenis strimin yang akan dipakai serta desain motif hias yang akan dibuat. Benang yang dapat digunakan bermacam-macam seperti  benang wool, kinlon, linen (benang logam), katun. Akan tetapi benang yang bagus digunakan adalah benang wool.
4. Jeni-jenis Tusuk Tapestry tusuk merupakan salah satu tehnik dalam sulaman tapestry. Dalam sulaman tapestry ada 5 macam tusuk dasar yaitu :
         1. tusuk silang (trussed stiches/cross stitches)
         2. tusuk lurus (straight stitches)
         3. tusuk diagonal (diagonal stitches)
         4. tusuk ikal (looped stitch)
         5. tusuk bintang (star stitches)













BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logammutiaramanik-manikbulu burung, dan payet
B. Saran
 - Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk melestarikan keterampilan trasdisional dan menjaga keterampilan dan karya indonesia yang terdapat di Negara kita dan khususnya di lingkungan kita.
- Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang macam-macam keterampilan tradisional bordiran dan sulaman.










DAFTAR PUSTAKA